Nama
: Rahma Syahfitri (4815153338)
Prodi : Pendidikan Sosiologi A 2015
Problem
kontemporer merupakan hal yang dapat mengancam disintegrasi bangsa saat ini, yang
perkembangannya menyerang melalui generasi-generasi
muda penerus bangsa. Generasi muda penerus bangsa yang miskin akan karakter
diri dan nilai-nilai pendidikan membuat bangsa
rentan akan ancaman internal maupun eksternal hingga yang bersifat fisik maupun
moral, hal ini tentu saja dapat mengancam
integrasi bangsa. Maka pendidikan karakter dirasa tepat untuk mengatasi problem
tersebut, mengapa harus pendidikan karakter?
Di dalam pendidikan karakter ada penanaman dan
pengembangan nilai-nilai pada diri seseorang sehingga peserta didik belajar untuk
menyadari dan menyelami nilai-nilai serta menempatkannya secara integral. Pendidikan
karakter dapat menjadi pondasi bagi peserta didik agar mengerti bagaimana efek buruk
bagi bangsa jika melakukan hal-hal tersebut. Sehingga akan merusak integrasi bangsa.
Begitu pentingnya pendidikan karakter untuk membantu peserta didik dalam meningkatkan
kualitas berfikir dan perasaannya sehingga menjadi manusia yang memiliki budi pekerti
yang berkarakter. Lalu bagaimanakah pendidikan karakter tersebut dapat berjalan
dengan baik?
Intervensi
yang cocok untuk meneguhkan bentuk dari pendidikan karakter yakni dengan SDM tenaga
pendidik serta dari berbagai program sekolah yang mendukung terlaksananya pendidikan
karakter yang sesuai untuk mengembangkan nilai moral, yang menekankan pada manfaat-manfaat
bidang studi yang diajarkan serta pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari
yang aspek-aspeknya sengaja dirancang dan dinilai hasilnya sebagai bentuk dari pendidikan
karakter. Tenaga pendidik (guru) pun harus memiliki kesadaran kritis bukan hanya
sebagai robot yang patuh menjalankan tugas sehingga pendidikan karakter akan berjalan
hampa makna.
Guru lah yang memiliki peran penting untuk mengeksekusi misi ini sebagai
garda terdepan yang berinteraksi langsung dengan peserta didik. Pendidikan karakter disekolah harus dioptimalkan melalui pembiasaan-pembiasaan
yang dilakukan dilingkungan sekolah seperti menanamkan karakter keimanan dan ketaqwaan
melalui pembiasaan agama yang sesuai dengan keyakinan masing-masing peserta didik,
penanaman nilai agama menjadi pondasi awal untuk mengatasi dekadensi moral. Sekolah
harus mengoptimalkan perannya sebagai lembaga pendidikan walaupun pada kenyataannya
belum optimal, tetapi harus ada usaha-usaha yang dicetuskan untuk tetap mengoptimalkan
pendidikan karakter.
Strategi intervensi penanaman pendidikan karakter juga dapat dilakukan melalui pendekatan
sekolah kepada keluarga peserta didik untuk
pengembangan karakter yang baik, melalui pertemuan orang tua, keterlibatan orangtua
dalam kegiatan sekolah dan buku penghubung laporan kegiatan belajar peserta didik.
Intervensi sekolah terhadap siswa pun dapat melalui kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler.
Dengan adanya kolaborasi antara sekolah, orangtua dan peserta didik dapat membentuk
peserta didik yang memiliki karakter kuat serta bermoral. Jika misi pendidikan karakter ingin sukses menjawab
permasalahan dekadensi moral, maka seluruh sistem yang ada distruktur pendidikan,
guru, siswa instrumental input, serta enviromental input harus bekerjasama dan berjalan
secara efektif apabila tidak ingin pendidikan karakter hanya sebatas jargon belaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar